Sexy Pink Heart

Senin, 13 Februari 2017

Resensi Novel Always in My Heart

 
 



Judul Novel     : Always in My Heart
Penulis             : Jihan Ramadhani
Penerbit           : DAR! Mizan
Tahun Terbit    : 2014
Tebal               : 127 halaman

Sinopsis

            Novel yang berjudul Always in My Heart karangan Jihan Ramadhani ini memiliki beberapa kumpulan cerpen menarik. Diantaranya Gara-Gara Aku Sendiri, Bintang Sekolah, Teman Seru, Always in My Heart, Jangan Lupakan Aku, Pa Aku Ada Pr!. Mayoritas novel ini menceritakan tentang kehilangan seseorang yang dicintai.
Dari beberapa kumpulan cerpen tersebut, terdapat salah satu cerpen yang menarik yaitu Always in My Heart. Cerpen ini menceritakan tentang seorang pelajar sekolah dasar yang bernama Tifa terpilih menjadi perwakilan lomba bulutangkis di Singapura untuk tingkat SD. Akhirnya saat pulang sekolah Tifa menghampiri tempat abi nya bekerja yaitu di rumah sakit. Sesampainya disana, Tifa bercerita gembira dengan abi nya namun tiba-tiba seorang perawat masuk keruangan tersebut membawa kabar bahwa ada pasien yang baru saja masuk keruang ICU. Tifa yang selalu saja ingin tahu, mengikuti kemana abi nya berjalan. Akhirnya Tifa sedikit mendengar pembicaraan abi nya dengan dokter lain. Awalnya Tifa mulai tak tertarik dengan pembicaraan mereka. Dengan santai Tifa mengelilingi ruang ICU dan tak sengaja melihat wajah wanita yang tak asing lagi. Ternyata wanita itu adalah umi dari Tifa yang sedari tadi dibicarakan oleh abi dan temannya. Tanpa sepengetahuan Tifa, umi nya terkena kanker tulang stadium tiga.
Tifa pun menangis diatas ranjang tempat umi nya terbaring. Suasana hati yang kacau itu semakin membuat Tifa sedih. Ia bingung harus mengikuti kesempatan emas lomba itu sedangkan umi nya saat ini tidak bisa ditinggalkan. Tetapi karena adanya dukungan dari umi, akhirnya Tifa mengikuti lomba itu.
Saat hari perlombaan dimulai,Tifa mampu mengalahkan dua peserta dari Taiwan dan Malaysia. Saat ia masuk babak ketiga dengan melawan peserta dari Hongkong, Tifa tertinggal banyak skor hingga waktu istirahat. Saat pertandingan dimulai kembali, Tifa merasakan pusing yang amat kuat ia selalu teringat dengan umi nya dan akhirnya ia pingsan. Para petugas medis mengelilinginya, matanya sayup-sayup terbuka. Tetapi Tifa ingin tetap melanjutkan pertandingan. Bu Angel sebagai pendamping Tifa berusaha menyemangatinya dengan menayangkan video umi yang dikirim oleh abi Tifa. Pada video itu umi Tifa tak hentinya memberi semangat walaupun dalam keadaan lemas tak berdaya. Tifa memeluk iPad Bu Angel dengan erat sembari mengumpulkan semangat untuk membawa pulang piala kaca. Pertandingan dimulai kembali, dengan skor seri Tifa berusaha mengecohkan lawannya itu. Semua penonton terdiam, menantikan siapa yang akan menang. Akhirnya Bu Angel memberi semangat Tifa dengan menayangkan kembali video rekaman umi. Sayup-sayup terdengar suara umi, Tifa pun mampu memenangkan perlombaan dan mendapat piala kaca impiannya.
Saatnya untuk Tifa kembali ke Jakarta. Tifa sangat gembira sembari beberapa kali mencium pialanya. Saat tiba di rumah, Tifa berteriak kencang atas kemenangnya. Spontan semua orang menatapku dengan pakaian serba putih. Tifa masi belum mengerti siapa yang mereka doakan dengan membacakan Surah Yasiin itu. Ia berusaha meyakinkan bahwa itu bukanlah umi. Dan ternyata benar, itu umi Tifa yang telah meninggal dikarenakan kanker tulangnya. Pecahlah isak tangis Tifa, semua rasa dalam hatinya tumpah lewat tangis. Tifa yang menangis diatas tubuh umi seakan tak percaya bahwa hal ini terjadi.
Diakhir cerita, Tifa dan sudah mulai menerima kenyataan bahwa umi telah tiada. Mereka tetap tabah menjalani hidup dan selalu percaya bahwa umi selalu ada dihati Tifa
Selain cerpen Always in My Heart ada juga cerpen yang berjudul Jangan Lupakan Aku yang tak kalah menarik. Cerpen ini menceritakan adanya sebuah persahatan antara dua anak yang bernama Alisha dan Enisha dimana mereka selalu akur. Namun, karena kejadian tiga hari lalu mereka bertengkar dan tak saling bersama. Kejadian dimana Enisha sangat emosi dan membentak Alisha yang tak tahu apa kesalahannya saat di rumah pohon, tempat biasanya mereka bermain. Enisha memang orang yang tak suka curhat dengan orang lain, sedangkan Alisha yang ingin agar Enisha menganggapnya sahabat spesial dimana mereka bisa saling bercerita agar mungkin bisa sedikit meringankan beban.
Suatu hari, Alisha yang merasa bosan ingin pergi menghibur diri ke rumah pohon. Belum keluar dari pekarangan rumah, tiba-tiba seseorang merangkulnya dari depan sambil menangis. Itu adalah Enisha, ia menangis dan kabur dari rumahnya. Enisha bercerita bahwa saat ini dirumahnya sedang terjadi masalah yang sangat membuatnya tak tahan dirumah. Ternyata Enisha bukanlah anak kandung dari ayah dan bundanya. Enisha juga sempat mengeluh tetntang kepala nya yang akhir-akhir ini sering merasakan sakit karna ada sebuah benjolan kecil. Agar Enisha sedikit tenang, Alisha mengajaknya ke rumah pohon.
Saat dirumah pohon, Enisha sedang sibuk membongkar isi tas Alisha sambil menulis diary-nya. Tiba-tiba Enisha mengeluarkan kotak biru toska yang merupakan pemberian darinya kepada Alisha. Ia tidak memperbolehkan Alisha untuk membuka kotak itu tanpa izin darinya. Enisha perlahan membukanya, ternyata hanya ada sebuah kaca kecil yang menurut Enisha merupakan cermin kehidupannya di masa depan. Telah lama berbincang kemudian Enisha pamit pulang kerumah dengan terburu-buru. Kemudian Alisha teringat surat yang harus diberikan kepada orang tua Enisha yang merupakan titipan dari papanya.
Perjalan Alisha mengejar sahabatnya itu terhambat oleh segerombolan orang yang sedang mengelilingi sesuatu. Alisha yang penasaran berusaha mengambil tempat di sela-sela,agar bisa melihat apa yang terjadi. Terlihatnya sosok anak terbaring lemas, bercucuran darah, dengan jilbab biru dikenakannya seperti Enisha. Mobil ambulans tiba ditempat dan petugas medis pun langsung membawanya kerumah sakit yang diikuti oleh Alisha.
Keadaan  Enisha benar-benar kritis, ia kehilangan banyak darah karena kecelakaan itu. Alisha yang ingin membantu dengan mendonorkan darahnya sudah terlamabat. Enisha telah tiada. Semua keluarga Enisha menangis tersedu-sedu. Saat jenazahnya dibawa melewati depan tubuh Alisha, terjatuh sebuah buku diary yang selama ini ditulisnya. Alisha yang tak kuat menahan rasa sedih karena melihat jenazah sahabatnya yang pucat itu langsung melarikan diri ketaman rumah sakit. Disana Alisha membaca satu persatu halaman diary sahabatnya, ternyata Enisha selama ini mengidap kanker otak yang tak seorangpun tau akan penyakitnya itu. Enisha bercerita betapa bersyukurnya ia meninggal bukan karena kanker otak nya melainkan dengan sebuah kejadian kecelakaan. Ia juga bercerita betapa ingin nya dia agar Alisha mengenakan jilbab. Diakhir cerita Alisha yang berusaha menuruti permintaan terakhir sahabatnya itu perlahan belajar mengenakan jilbab. Dan Alisha mendapatkan hikmah setelah mengenakan jilbab atas permintaan Enisha. Alisha berusaha agar Enisha bisa tenang dan bahagia melihat dirinya yang sekarang bisa memenuhi permintaan terakhirya.
Kelebihan
Dalam novel ini, memiliki gaya bahasa yang dapat membuat kita ikut larut dalam keadaan dalam cerita tersebut. Yang dapat membuat kita agar lebih menggunakan waktu sebaik mungkin dengan orang tersayang kita, dan tak menyianyiakan waktu yang diberikan Tuhan untuk membahagiakannya. Didukung dengan kualitas kertas yang tebal dan tidak mudah robek dapat membuat kita lebih sering membacanya. Adanya ilustrasi gambar yang menarik dapat membuat minat baca sesorang menjadi tertarik dengan novel ini.
Kekurangan 
Tak hanya kelebihan yang dimiliki novel ini, adapun kelemahannya. Yaitu masih ada sedikit beberapa kata dan kalimat yang tak mudah dimengerti dan terkesan tak penting atau melenceng dari cerita.

1 komentar:

  1. Harrah's Lake Tahoe - MapyRO
    Harrah's Lake Tahoe - 춘천 출장안마 The Hotel is located in Stateline, NV 89449. The hotel 동해 출장샵 offers free valet parking 대전광역 출장안마 and free 광주 출장안마 valet parking. Harrah's Lake Tahoe  Rating: 4 · 제주 출장샵 ‎1,904 reviews

    BalasHapus